Yahweh shammah, kota yang baru.

Yehezkiel 48:23-35
Minggu Advent 1

Teruma, dengan Bait Suci di tengah-tengahnya (ayat 8, 10,
21), membagi wilayah umat Israel menjadi dua bagian yang
tidak simetris: tujuh suku di utara dan lima suku di selatan
(ayat 23-29). Ini menunjukkan bahwa, bagi Israel, berada "di
tengah-tengah" bukan dilihat dari segi geografis (pembagian
enam-enam), melainkan teologis. Titik pusat kehidupan bangsa
adalah Bait Suci. Di mana ada Bait Suci, di situlah Allah
berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Seluruh pembagian wilayah
dimeteraikan dengan pernyataan "demikianlah firman Tuhan
Allah" (ayat 29), yang menunjukkan bahwa pembagian ini
ditetapkan bukan oleh manusia, tetapi oleh Tuhan sendiri.


Sekitar 6-7 km di selatan Bait Suci, terletak kota yang baru
(ayat 15-20; 30-35). Yerusalem, kota rancangan manusia, telah
dihancurkan; sebuah kota rancangan Allah kini didirikan. Kota
ini sama panjang dan lebarnya (ayat 4500 hasta, kurang lebih
2250 m), dikelilingi tembok dengan 12 pintu gerbang. Lazim
pada masa itu kota memiliki satu pintu gerbang (sebelum
pembuangan, Yerusalem memiliki enam). Dengan adanya 12 pintu
gerbang, yang diberi nama menurut ke-12 suku Israel (termasuk
Lewi), tersedia kemudahan dan keleluasaan untuk masuk-keluar
kota ini. Kemudahan itu berlaku bagi seluruh warga, termasuk
orang asing, yang hendak berbakti ke rumah Allah.


Kota itu menyandang nama baru: Yahweh shammah, "Tuhan hadir di
situ". Sungguh kontras dengan kondisi Yerusalem menjelang
pembuangan: "Kota itu penuh kekerasan" (ayat 7:23); "Tanah
ini penuh hutang darah dan kota ini penuh ketidakadilan"
(ayat 9:9). Masa Allah meninggalkan Bait Suci yang tercemar
dosa (pasal 7-11) telah berakhir. Allah telah kembali! Nama
baru itu merefleksikan kehadiran Allah di tengah-tengah umat-
Nya di kota "sekular", tempat bekerja dan bertani, tempat
interaksi sosial berbagai lapisan masyarakat.


Renungkan:

Allah ingin hadir bukan hanya di Bait Suci-Nya, tetapi juga
dalam hidup kita sehari-hari. Kehadiran Allah akan mengubah
sebuah kota sekular menjadi kota yang mempermuliakan nama-
Nya. "Berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (Yer. 29:7).

Scripture Union Indonesia © 2017.