Lupa diri.

Mazmur 82
Minggu Ke-21 sesudah Pentakosta

"Power is knowledge", demikian ujar Foucault. Artinya, yang
berkuasalah yang menentukan benar atau tidaknya sesuatu.
Sayang sekali karena tidak semua penguasa mampu menjalankan
tugas mereka dengan semestinya. Kepentingan pribadi atau
golongan seringkali membuat mereka lupa diri, sehingga yang
benar jadi salah dan yang salah jadi benar.


Mazmur 82 berbicara mengenai para hakim yang lupa diri. Ketika
mazmur ini ditulis, para hakim tidak hanya menjalankan tugas
yudikatif (hukum), tapi juga eksekutif (pemerintahan) dan
legislatif (pembuat undang-undang). Mereka harus memerintah
dengan adil dan menghukum kejahatan (Ul. 25:1). Namun, pada
kenyataannya, ada hakim yang justru memutarbalikkan kebenaran
dan membela kelaliman (ayat 2). Bagaimana mungkin mereka
dapat membela kaum tertindas dan lemah (ayat 3-4) jika mereka
tidak mengenal hikmat Allah dan tidak berjalan dalam kesucian
(ayat 5)?


Itulah sebabnya kita melihat Allah berdiri di hadapan para
"allah" untuk menghakimi mereka. Istilah "allah" dengan huruf
kecil bukan merupakan suatu pujian untuk status para hakim
yang seakan-akan menjadi wakil Allah, namun merupakan
sindiran yang keras. Mereka adalah orang-orang yang
mengangkat diri menjadi allah-allah palsu. Kepada orang-orang
yang congkak dan lupa diri inilah, Allah akan menumpahkan
gemas-Nya (ayat 7). Di dalam "kebesaran", mereka akan
dihempaskan, karena wewenang telah disalahgunakan.


Mazmur ini ditutup dengan suatu permohonan pada Allah agar Ia
segera mengulurkan tangan-Nya, membela kaum papa, dan
menghajar para pemimpin yang sewenang-wenang. Ini adalah
suatu pernyataan iman bahwa Allah tidak pernah menutup mata
terhadap segala kejahatan dan penyimpangan. Ia adalah Hakim
yang adil.


Renungkan:

Jika Anda adalah seorang pemimpin, baik dalam keluarga,
pekerjaan, pemerintahan, maupun di mana saja, pastikan bahwa
Anda senantiasa bersikap benar di hadapan Allah dan sesama.
Doakan pula agar para pemimpin bangsa kita memakai kekuasaan
di dalam takut akan Allah, Sang Hakim yang adil.

Scripture Union Indonesia © 2017.