Engkau memberikan panji-panji kepada mereka yang takut kepada-Mu.

Mazmur 60
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Ketika pertempuran sedang berlangsung di sebelah timur laut, Edom
dan Moab menyerbu dari sebelah selatan. Di saat genting yang tiba-
tiba menikam mereka, Daud memanggil Yoab sang panglima perang
untuk membawa pasukannya membendung ancaman yang baru. Bagian awal
mazmur ini menyampaikan perasaan nasionalisme yang tercoreng
akibat kekalahan militer yang tidak terprediksi sejak semula (ayat
1-2). Bagian lainnya berisi permohonan untuk mencapai kemenangan
(ayat 7-14).


Dengan gaya yang khas, pemazmur menganggap Allah bertanggungjawab
atas semua kekalahan yang terjadi (ayat 3). Sedangkan kekuatan
fisik tentara, strategi perang, dan semangat juang bukanlah
penyebab utama dari kekalahan. Dengan demikian, kekalahan perang
yang tidak terduga ini merupakan suatu pukulan yang hebat terhadap
semangat rakyat. Dampak kekalahan yang terlihat adalah seperti
gempa bumi yang memporak-porandakan bangunan kuat (ayat 4).
Tindakan Allah telah mengakibatkan kekalahan fisik dan kemerosotan
moral, sehingga bangsa Israel terhuyung-huyung seperti orang yang
mabuk anggur. Pemazmur merasa bahwa kekalahan yang diderita ini
menghancurkan hati, karena sebagai umat milik Tuhan yang berada di
bawah panji-panji Tuhan seharusnya mereka menikmati kemenangan
(ayat 5-6).


Setelah bereaksi dengan ratapan, pemazmur mengungkapkan betapa
berartinya orang-orang yang takut kepada-Nya karena mereka akan
mendapat keselamatan (ayat 6-7). Ia mengingat firman-Nya tentang
pemberian tanah perjanjian serta kemenangan atas lawan-lawannya di
sekitar lokasi milik pusaka (ayat 8-9). Sikhem, Efraim, dan Yehuda
melambangkan penaklukan atas tanah di sebelah barat; Yordan,
Gilead, dan Manasye penaklukan sebelah timur; Efraim dan Yehuda
adalah suku-suku utama umat Allah, dan mereka memiliki tanda
pelindung kepala sebagai lambang kekuatan, dan tongkat sebagai
lambang pemerintahan. Negeri-negeri sekitar sudah dinubuatkan
untuk ditaklukkan dan tunduk kepada umat Allah (ayat 10).


Renungkan:
Betapa indahnya pergumulan yang berakhir dengan keyakinan yang
kuat, seperti yang dimiliki pemazmur (ayat 14), karena di saat
itulah kita menemukan kekuatan untuk berada di atas masalah.

Scripture Union Indonesia © 2017.