Iman yang berakar pada karakter Tuhan.

Mazmur 34
Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan
nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak kita
mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat 6), menikmati kebaikan-
Nya (ayat 9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa
yang sulit (ayat 19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain
didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat 7a, 18a),
melepaskan (ayat 5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat 7b, 19b) orang-
orang benar (ayat 16, 20, 22) yang mencari (ayat 5, 7) dan takut
akan Dia (ayat 8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan
berbahagia (ayat 9), mendapatkan keamanan dan tidak akan
menanggung hukuman (ayat 21, 23).


Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar
dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan
dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat 8, 10,
12); [2] Berseru kepada Tuhan (ayat 5,11); dan [3] Bertekad untuk
hidup dalam kebenaran (ayat 14, 15). Semuanya ini akan membawa
orang benar ke dalam perlindungan, kecukupan, pemenuhan kebutuhan,
dan jawaban doa. Namun semuanya ini bukanlah berarti bahwa segala
sesuatu akan berjalan dengan mudah. Pilihan orang benar untuk
berkata "Tidak" bagi yang jahat dan berkata "Ya" untuk hal-hal
yang baik (ayat 14, 15) tidak selalu menjadikan hidupnya lancar
dan mujur, namun seringkali justru membawanya pada berbagai
hambatan dan kemalangan (ayat 20a).


Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak
mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat,
sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter
Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan
orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat 22),
tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan
melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru-
seru kepada-Nya (ayat 18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa
yang membenci mereka (ayat 22), sebab mata Tuhan tertuju kepada
orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong
(ayat 16).


Renungkan:
Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas
dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal
kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari
kehancuran.

Scripture Union Indonesia © 2017.