Minoritas di Tangan yang berkuasa memaksimalkan.

Matius 13:31-35
Minggu Epifania 5

Minoritas seringkali dianggap remeh dan tidak
masuk hitungan. Namun perlu ditilik terlebih
dahulu siapakah di balik yang minoritas. Yang
terkecil belum pasti kalah, seperti: Daud yang
ternyata sanggup mengalahkan Goliat, si raksasa,
karena ada Tangan Tuhan di balik kelemahan Daud;
Gideon dengan hanya 300 pasukan Israel berhasil
mengalahkan tentara Midian dan Amalek yang
jumlahnya sangat besar bagaikan pasir di tepi
laut, karena Tangan Tuhan yang berperang bagi
mereka; dan masih banyak lagi contoh lain. Jadi
dapat dikatakan bahwa perannya bukan pada yang
minoritas, tetapi Siapa di balik yang minoritas,
sehingga yang minoritas berhasil dimaksimalkan-
Nya.


Yesus kembali mengatakan perumpamaan kepada orang
banyak tentang Kerajaan Sorga dalam aspek yang
lain, melalui ilustrasi biji sesawi. Biji sesawi
adalah biji yang terkecil di antara biji lainnya.
Namun setelah tumbuh, ukuran daunnya lebih besar
dari jenis sayuran lainnya dan bertumbuh menjadi
sebuah pohon, sehingga cabang-cabangnya menjadi
tempat bersarang burung-burung. Kita mengakui
bahwa di balik proses pertumbuhan dari benih
menjadi tumbuhan, ada Tangan Illahi yang
mengerjakannya. Perumpamaan ini menggambarkan
bagaimana Gereja Tuhan yang minoritas dalam dunia,
namun ada Tangan Tuhan yang sanggup memaksimalkan
fungsi dan perannya, sehingga seperti pohon sesawi
yang menjadi tempat bersarangnya burung-burung,
demikian pula Gereja Tuhan harus menjadi berkat
bagi lingkungannya. Hal ini lebih ditegaskan lagi
dengan perumpamaan seorang perempuan yang
memasukkan ragi ke dalam adonan tepung terigu 3
sukat (ayat 36 liter). Ragi yang sedikit mampu
mengkhamirkan seluruh adonan. Yang minoritas dapat
berfungsi dan berperan maksimal mempengaruhi
sekitarnya bila mau mengidentifikasikan diri
bersama sekitarnya, tanpa mengubah jati diri
menjadi sama dengan lingkungan.


Kehadiran Gereja yang minoritas di Indonesia tidak
akan tenggelam ditelan tantangan arus zaman, bila
tetap berada dalam Tangan yang berkuasa
memaksimalkan. Walaupun kondisi dan tantangan
semakin menghimpit, namun gema kebenaran harus
terus disuarakan, agar semakin banyak orang datang
mencari damai sejati.


Renungkan: Gereja-Nya memang minoritas, namun dapat
`mengkhamirkan' dunia.

Scripture Union Indonesia © 2017.