Allah masih menyelidiki.

Yeremia 5:1-17
Minggu ke-12 sesudah Pentakosta

Allah memerintahkan Yeremia memeriksa seluruh rakyat Yehuda apakah
ada orang-orang yang melakukan keadilan dan kebenaran (1). Yeremia
tidak dapat menemukan seorang pun (2-3). Bagaimana dengan kalangan
pembesar yang tentunya mengenal jalan dan hukum Tuhan (4-5)?
Jawabannya tetap sama yaitu tidak ada seorang pembesar pun yang
melakukan apa yang benar. Integritas mereka telah rusak (1). Semua
telah terjerumus ke dalam dosa seksual yang dalam dan
menghancurkan kehidupan rumah tangga serta masyarakat (7-8).
Karena itu bangsa Yehuda tidak mungkin luput atau lari dari
hukuman Allah. Mereka harus mempertanggungjawabkan segala
perbuatan mereka di hadapan Allah (9-17). Inilah isu utama yang
diketengahkan Yeremia dalam perikop ini.



Dalam zaman modern sekarang ini, apakah perintah Allah kepada Yeremia
ini masih bermakna? Apakah Allah masih memeriksa masyarakat zaman
sekarang seperti yang pernah Ia lakukan terhadap bangsa Yehuda?
Apakah hubungan bangsa Yehuda dengan Allah sebagai umat
pilihan-Nya dapat disamakan dengan hubungan Allah dan bangsa
Indonesia misalnya? Jawaban untuk ketiga pertanyaan di atas adalah ya.
Sebab yang menjadi tekanan
utama dalam masalah pertanggungjawaban di sini bukanlah masalah
penyembahan berhala ataupun tata ibadah yang salah, melainkan
masalah moralitas pribadi dan masyarakat. Bukankah setiap manusia
mempunyai hati nurani yang akan menuntunnya melakukan yang baik
atau menuduhnya bila melakukan tindakan yang menyimpang dari hati
nuraninya (Rm. 2 :15-16)? Karena itu setiap manusia tidak dapat
lari atau menghindar dari pertanggungjawaban moralitas di hadapan
Allah.


Renungkan:
Siapa pun kita, atau apa pun kedudukan kita, Allah menuntut
pertanggungjawaban moral dari setiap kita, tanpa kecuali.


Bacaan untuk Minggu ke-12 sesudah Pentakosta


1Raja-raja 19:9-16 Roma 9:1-5
Matius 14:22-33
Mazmur 85:8-13
Lagu: Kidung Jemaat 25

Scripture Union Indonesia © 2017.