Kekudusan dalam Kekristenan.

Ibrani 10:19-25
Minggu Paskah 2

Kekristenan bukanlah suatu teori namun kebenaran yang aplikatif.
Karena itu iman kristen dipraktekkan dan diekspresikan secara
verbal. Kebenaran itu harus dihidupi bukan hanya secara apa yang
nampak namun juga secara apa yang tidak nampak, yaitu kehidupan
batin manusia. Demikian juga kekudusan Kristen bukanlah bersifat
mistis ataupun magis, atau yang membuat Kristen menjadi manusia
yang hidup dengan dirinya sendiri dan terpisah dari dunia, atau
kekudusan yang menekankan kepada manusia batiniah saja, namun
kekudusan yang komprehensif meliputi seluruh kehidupan manusia,
dinamis, dan kooperatif.


Karya penebusan Kristus yang menguduskan manusia harus dihidupi dan
diwujudnyatakan dalam kehidupan Kristen secara individu maupun
komunitas. Oleh karena darah Kristus, Kristen mempunyai hak
istimewa untuk menghampiri takhta Allah dengan penuh keberanian.
Tidak ada lagi dosa yang menghambat. Tidak diperlukan lagi
prosesi ataupun upacara yang bertele-tele untuk menghadap Allah,
karena Kristen adalah umat yang kudus di hadapan Allah. Kekudusan
itu harus dimanifestasikan melalui hati yang tulus dan keyakinan
iman yang teguh ketika menghadap takhta Allah. Ini berarti
kekudusan Kristen meliputi hati dan pikiran, ketulusan dan iman,
perasaan dan logika.


Di samping itu, Kristen yang kudus harus berpegang teguh pada
pengakuan tentang pengharapan Kristen. Kristen harus selalu
memandang kepada Kristus yang berdiri di sebelah kanan Allah,
sebagai Imam Besar. Kristen janganlah mudah terombang-ambing oleh
berbagai isu yang seringkali menggoncangkan imannya. Ia yang
menjanjikan adalah setia sehingga apa pun yang terjadi dalam
kehidupan Kristen di dunia, yakinlah bahwa Kristen akan tetap
sampai kepada takhta Allah yang kudus. Berarti kekudusan meliputi
ketekunan dan kesetiaan. Setelah kehidupan yang tidak kasat mata
secara individual, Kristen harus menghidupi kebenaran Kristen
secara komunitas, melawan dosa, Iblis, dan pencobaan. Kekudusan
Kristen termanifestasikan ketika mereka berbagi hidup dengan yang
lain, memberi, dan menerima dorongan, mendorong satu dengan yang
lain dalam kasih dan perbuatan baik (24).


Renungkan:
Janganlah mencoba menjadi Kristen yang individual. Allah
memberikan gereja untuk saling mendukung dan saling membantu.

Scripture Union Indonesia © 2017.