1Jul2020
Carilah Hikmat dari Allah
Pengkhotbah 7:23-8:1
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Apakah Anda pernah mengenal seorang yang diakui bijaksana karena kemampuannya dalam memberi solusi atas banyak masalah? Lalu, pernahkah Anda kecewa karena ternyata pada suatu saat ia tidak bisa memberikan solusi pada masalah yang sedang Anda hadapi? Atau, Anda harus menepuk dahi karena ternyata ia tidak melakukan perkataannya sendiri? Jika ya, Anda tidak sendirian, karena Pengkhotbah juga menemukan...
2Jul2020
Sikap terhadap Pemerintah
Pengkhotbah 8:2-8
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Salah satu ciri orang berhikmat adalah tidak tergesa-gesa dalam bertindak, termasuk dalam menyatakan perkataan di hadapan Allah (5:1). Ia pun tidak terburu-buru untuk marah dalam hati (7:9). Demikian pula, masih menurut Kitab Pengkhotbah, orang yang tidak tergesa-gesa meninggalkan raja disebutnya sebagai orang yang berhikmat (3). Sikap pertama yang harus ditunjukkan orang berhikmat adalah mematuhi...
3Jul2020
Rahasia Hidup Bahagia
Pengkhotbah 8:9-17
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Kita sering mengidentikkan kebahagiaan dengan banyaknya harta, tingginya jabatan, atau keturunan. Oleh karena itu, kita tidak perlu heran kalau banyak orang mendewakan dan mengejar semua itu dengan cara apa saja. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah, "Benarkah itu rahasia hidup bahagia?" Pengkhotbah mengamati ada satu ironi yang terjadi di tengah-tengah kehidupan. Ia seolah ingin mengatakan...
4Jul2020
Menikmati Hidup
Pengkhotbah 9:1-12
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Pengkhotbah hari ini berpesan, "Nikmatilah hidup sebelum mati." Alasannya sederhana. Pertama, nasib semua orang adalah sama. Orang benar, orang fasik, orang baik, orang jahat, orang tahir, orang najis, penyembah yang taat maupun tidak, semuanya akan mati (2-3). Kedua, hidup jauh lebih berharga daripada kematian. "Anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati, " kata Pengkhotbah. Hal itu menunjukkan...
5Jul2020
Sekali Lagi tentang Hikmat
Pengkhotbah 9:13-18
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Pengkhotbah tak henti-hentinya menegaskan betapa kuat dan berkuasanya hikmat. Ia berkata: "Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan daripada sepuluh penguasa dalam kota, " (7:19). Dalam bacaan hari ini, ia memberikan contoh bahwa hikmat telah menyelamatkan kota dari kehancuran. Kota itu kecil dan penduduknya sedikit. Menurut strategi perang, kota itu seharusnya hancur kalau diserang...
6Jul2020
Si Bodoh dan Kebodohannya
Pengkhotbah 10:1-20
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Si bodoh adalah orang yang tumpul pikirannya. Ia tidak sadar ketika melakukan hal-hal bodoh. Ketika salah arah dalam berjalan, sejatinya ia sedang menunjukkan kebodohannya kepada banyak orang. Ketika berbicara, ia menyampaikan omong kosong. Malangnya, orang lain membiarkannya tersesat dalam bualannya (2-3, 12-15). Sayangnya, si bodoh dan kebodohan bisa ada di mana saja. Kebodohan hadir di istana,...
7Jul2020
Bijak dalam Ketidakpastian Hidup
Pengkhotbah 11:1-8
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Hidup manusia penuh dengan ketidakpastian. Kita sukar memprediksi kejadian besok. Hal yang menyenangkan dan yang buruk sama-sama berpeluang bisa terjadi. Pendeknya, di dunia ini tak ada yang pasti kecuali ketidakpastian itu sendiri. Lalu, pertanyaan yang perlu direnungkan: "Bagaimana kita menyikapi ketidakpastian hidup ini?" Nas hari ini mengajarkan bahwa hidup dalam ketidakpastian ada risikonya,...
Scripture Union Indonesia © 2017.