22Jul2019
Natur Kekudusan: Relasional
Imamat 21:1-24
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Krisis kekudusan dalam kekristenan tampaknya sudah mencapai titik nadir. Krisis ini nyata ketika kita mengamati perilaku orang Kristen yang sama parah dengan yang non-Kristen. Perkawinan Kristen tidak lebih baik. Kekerasan rumah tangga Kristen tidak lebih sedikit. Adanya realitas tersebut menuntut kita untuk lebih serius menghayati kekudusan. Pasal ini berfokus pada kekudusan imam. Imamat 21 dan...
Pdt. Budianto Lim
23Jul2019
Cerminan Kasih bagi Allah
Imamat 22:1-33
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Dalam era konektivitas tinggi, komunitas Kristen dapat berpikir bahwa apa pun bisa digunakan dalam penyembahan bagi Allah. Kepedulian Allah atas cara penyembahan umat-Nya tampak kurang disoroti dalam pengajaran. Meski pengakuan iman akan kekudusan Allah masih diproklamasikan, pengakuan tersebut belum tentu terintegrasi dalam keseharian dan semuanya tampak melalui berita rusaknya kepemimpinan Kristen...
Pdt. Budianto Lim
24Jul2019
Allah dan Sabat
Imamat 23:1-44
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Kemajuan teknologi digital menghadirkan pandangan dunia datar sebagaimana paparan Thomas Friedman (2005). Selang 12 tahun kemudian, Friedman memaparkan realitas parahnya akselerasi dunia yang bertambah kompleks melalui buku terlaris lain ”Thank You for Being Late” (2017). Seiring berjalannya waktu dalam sejarah, konsistensi pandangan manusia atas dimensi waktu sebagai komoditi terkait dengan uang tampaknya...
Pdt. Budianto Lim
25Jul2019
Hargai Simbol yang Ditetapkan Allah
Imamat 24:1-9
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Carl G. Jung pernah menyimpulkan: anomali psikologis dan psikis terjadi pada pribadi yang tidak menghargai simbol. Allah tidak antisimbol karena itulah jendela untuk merefleksikan kedalaman diri dan karya-Nya. Allah menetapkan prinsip ini dalam Imamat 24:1-9. Di hadapan terang lampu tersebut ada dua belas roti sajian sebagai simbol dua belas suku Israel (24:5-9). Roti tersebut mendapat terang dari...
Pdt. Budianto Lim
26Jul2019
Menghormati Tuhan dengan Semestinya
Imamat 24:10-23
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Robin A. Parry, seorang teolog kontemporer pernah mengemukakan bahwa gereja kurang menghargai jati diri Allah yang disembahnya. Hal ini tampak melalui nyanyian mereka. Mayoritas nyanyian tidak menyebut Allah Tritunggal. Referensi akan nama-Nya yang berkuasa dan kudus pun kurang mendapat sorotan yang semestinya. Nas kita berbicara tentang hal ini, secara khusus disoroti dalam ayat 10-16. Sekilas...
Pdt. Budianto Lim
27Jul2019
Sabat: Percaya dan Patuh
Imamat 25:1-34
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Banyak kebutuhan dasar hidup yang sulit dipenuhi tanpa seorang mengikat diri dalam perjanjian hutang-piutang. Pembelian motor, mobil, tempat tinggal, biaya pengobatan, dan lainnya dengan cara berhutang sering menjerat seseorang seumur hidupnya. Realitas ini mengondisikan manusia untuk terus mencari nafkah dan profit tanpa ada perhentian atau sabat. Imamat 25 mengajarkan kebenaran yang mengejutkan....
Pdt. Budianto Lim
28Jul2019
Mengasihi Sesama Menghormati Allah
Imamat 25:35-55
Minggu ke-7 sesudah Pentakosta
Karya tulis Victor Hugo dari Perancis yang kemudian digubah menjadi drama musikal tersohor menuangkan sebuah pikiran integratif yang indah. Di penghujung musikal Les Misérables, ada lirik menyerukan: ”To love another person is to see the face of God.” Tampaknya, Allah menuangkan prinsip ini dalam lanjutan instruksi seputar tahun Yobel. Ada beberapa kondisi sosial yang diatur oleh Tuhan. Pertama...
Pdt. Budianto Lim
Scripture Union Indonesia © 2017.